TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemilik
toko burung, Dwi Agung Sabirin menjual berbagai jenis burung berkicau
di tokonya. Peminatnya beragam, dari kalangan menengah ke atas, maupun
kalangan menengah ke bawah.
Jenis burung yang dijual antara lain murai, kacer, cucak jenggot, cucak ijo, cucak bilis, cucak ranting, kenari, beo, cucak rowo, dan anis.
"Burung berkicau banyak jenisnya, untuk burung anis saja terdiri dari tiga jenis yaitu burung anis kembang, burung anis macan dan burung anis bata. Selain itu juga masih banyak burung jenis lainnya," jelasnya kepada Tribunpontianak.co.id.
Harga setiap burung juga bervariasi tergantung jenis, kondisi dan kemampuannya. Paling murah burung yang dijual berkisar antara Rp 150 ribu sampai Rp 1,5 juta.
"Itu untuk burung yang belum pernah ikut kompetisi. Akan tetapi untuk burung yang sudah pernah mengikuti lomba dan mendapat juara paling rendah Rp 3 juta sampai Rp 5 juta," katanya.
Bagi kalangan atas, jenis burung yang paling laris yakni cucak rowo, anis, dan lovebird.
Harganya berkisar antara Rp 3,5 juta hingga Rp 10 juta.
"Semua jenis burung yang saya jual asli dari Kalimantan. Tidak ada yang didatangkan dari luar daerah. Untuk pembelinya bervariasi, tidak hanya masyarakat di Kalbar tetapi juga dari luar Kalbar seperti Jakarta," lanjutnya.
Ia tak dapat memastikan berapa ekor burung yang dapat dijual dalam sehari. Namun dalan sebulan, ia bisa menjual sekitar 40 ekor burung berbagai jenis. Usia pembeli di atas 25 tahun.
Ahong (35), penjual burung di Jl Panglima Aim juga menjual beragam jenis burung. Murai batu, kacer, kenari, cililin dan jalak merupakan beberapa burung yang ia tawarkan.
Pria yang sudah lima tahun berdagang burung ini mengatakan, bermacam jenis burung ia datangkan dari berbagai daerah di Kalbar seperti Darit, Kapuas Hulu, Kembayan dan Sanggau. Burung-burung tersebut kebanyakan dari hasil tangkapan di hutan.
Kategori burung yang mahal, jelasnya, adalah burung yang berasal dari alam liar, bukan hasil ternak.
"Burung murai batu ini harganya Rp 2 juta lebih. Kicauannya merdu dan siap diikut sertakan dalam kontes. Dia berasal dari alam liar," ujarnya sambil menunjuk burung murai batu.
Burung cicilin hitam juga ia lego Rp 2 juta. Harga itu, kata Ahong, tak ada artinya bagi penggila burung.
Malik, penjual burung lainnya di kawasan Jl HRA Rahman juga menawarkan beragam jenis burung di antaranya jalak, kutilang, tekukur, perkutut dan murai batu. Harga yang ditawarkan mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu.
"Saya datangkan dari Sanggau dan Rasau Jaya. Saya jual murai batu Rp 450 ribu. Didatangkan dari Sanggau dan hasil ternak, bukan hasil tangkapan," katanya.
Baik Ahong maupu Malik juga telaten dalam merawat burung yang hendak dijual. Burung yang lesu dan enggan berkicau akan sulit dilepas pada konsumennya.
Jenis burung yang dijual antara lain murai, kacer, cucak jenggot, cucak ijo, cucak bilis, cucak ranting, kenari, beo, cucak rowo, dan anis.
"Burung berkicau banyak jenisnya, untuk burung anis saja terdiri dari tiga jenis yaitu burung anis kembang, burung anis macan dan burung anis bata. Selain itu juga masih banyak burung jenis lainnya," jelasnya kepada Tribunpontianak.co.id.
Harga setiap burung juga bervariasi tergantung jenis, kondisi dan kemampuannya. Paling murah burung yang dijual berkisar antara Rp 150 ribu sampai Rp 1,5 juta.
"Itu untuk burung yang belum pernah ikut kompetisi. Akan tetapi untuk burung yang sudah pernah mengikuti lomba dan mendapat juara paling rendah Rp 3 juta sampai Rp 5 juta," katanya.
Bagi kalangan atas, jenis burung yang paling laris yakni cucak rowo, anis, dan lovebird.
Harganya berkisar antara Rp 3,5 juta hingga Rp 10 juta.
"Semua jenis burung yang saya jual asli dari Kalimantan. Tidak ada yang didatangkan dari luar daerah. Untuk pembelinya bervariasi, tidak hanya masyarakat di Kalbar tetapi juga dari luar Kalbar seperti Jakarta," lanjutnya.
Ia tak dapat memastikan berapa ekor burung yang dapat dijual dalam sehari. Namun dalan sebulan, ia bisa menjual sekitar 40 ekor burung berbagai jenis. Usia pembeli di atas 25 tahun.
Ahong (35), penjual burung di Jl Panglima Aim juga menjual beragam jenis burung. Murai batu, kacer, kenari, cililin dan jalak merupakan beberapa burung yang ia tawarkan.
Pria yang sudah lima tahun berdagang burung ini mengatakan, bermacam jenis burung ia datangkan dari berbagai daerah di Kalbar seperti Darit, Kapuas Hulu, Kembayan dan Sanggau. Burung-burung tersebut kebanyakan dari hasil tangkapan di hutan.
Kategori burung yang mahal, jelasnya, adalah burung yang berasal dari alam liar, bukan hasil ternak.
"Burung murai batu ini harganya Rp 2 juta lebih. Kicauannya merdu dan siap diikut sertakan dalam kontes. Dia berasal dari alam liar," ujarnya sambil menunjuk burung murai batu.
Burung cicilin hitam juga ia lego Rp 2 juta. Harga itu, kata Ahong, tak ada artinya bagi penggila burung.
Malik, penjual burung lainnya di kawasan Jl HRA Rahman juga menawarkan beragam jenis burung di antaranya jalak, kutilang, tekukur, perkutut dan murai batu. Harga yang ditawarkan mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu.
"Saya datangkan dari Sanggau dan Rasau Jaya. Saya jual murai batu Rp 450 ribu. Didatangkan dari Sanggau dan hasil ternak, bukan hasil tangkapan," katanya.
Baik Ahong maupu Malik juga telaten dalam merawat burung yang hendak dijual. Burung yang lesu dan enggan berkicau akan sulit dilepas pada konsumennya.
Sumber : Tribun Pontianak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar