Flu burung
(bahasa Inggris:
avian influenza) adalah
penyakit menular
yang disebabkan oleh
virus yang biasanya menjangkiti
burung dan
mamalia.
Sumber Penularan Virus Flu Burung
Penyebab flu
burung adalah virus influensa tipe A yang
menyebar antar unggas. Virus ini kemudian
ditemukan mampu pula menyebar ke spesies
lain seperti babi, kucing, anjing, harimau,
dan manusia.
Virus influensa
tipe A memiliki beberapa subtipe yang
ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan
Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14
varian N. Virus flu burung yang sedang
berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang
memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
Cara Penularan Virus Flu Burung
Mikrograf virus flu burung dalam
tahap akhir
Burung liar dan
unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi
sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara
kebanyakan kasus flu burung terjadi pada
jalur transportasi atau peternakan unggas
alih-alih jalur migrasi burung liar.
Virus ini dapat
menular melalui udara ataupun kontak melalui
makanan, minuman, dan sentuhan. Namun
demikian, virus ini akan mati dalam
suhu
yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur,
dan hewan harus dimasak dengan matang untuk
menghindari penularan. Kebersihan diri perlu
dijaga pula dengan mencuci tangan dengan
antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian
juga perlu dijaga.
Virus dapat bertahan
hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang
didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan
virus. Tangan harus dicuci sebelum dan
setelah memasak atau menyentuh bahan makanan
mentah.
Unggas
sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah
atau ruangan tempat tinggal. Peternakan
harus dijauhkan dari perumahan untuk
mengurangi risiko penularan. Tidak selamanya
jika tertular virus akan menimbulkan sakit.
Namun demikian, hal ini dapat membahayakan
di kemudian hari karena virus selalu
bermutasi sehingga memiliki potensi patogen
pada suatu saat.
Oleh karena itu, jika
ditemukan hewan atau burung yang mati
mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan
adanya flu burung. Untuk mencegah penularan,
hewan lain di sekitar daerah yang berkasus
flu burung perlu dimusnahkan dan dicegah
penyebarannya!
Gejala dan Perawatan terkena Penyakit Virus
Flu Burung
Gejala umum
yang dapat terjadi adalah demam tinggi,
keluhan pernafasan dan (mungkin) perut.
Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan
cepat sehingga pasien perlu segera
mendapatkan perhatian medis. Penanganan
medis maupun pemberian obat dilakukan oleh
petugas medis yang berwenang. Obat-obatan
yang biasa diberikan adalah penurun panas
dan anti virus. Di antara antivirus yang
dapat digunakan adalah jenis yang menghambat
replikasi dari neuramidase (neuramidase
inhibitor), antara lain
Oseltamivir
(Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari
antivirus tersebut memiliki efek samping dan
perlu diberikan dalam waktu tertentu
sehingga diperlukan opini dokter.
Kasus Penyebaran Virus Flu Burung
Pada
21 Juli 2005, tiga
kasus fatal terjadi di
Tangerang,
Indonesia, yang disebabkan oleh flu
burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus
lainnya di Asia
Tenggara (Thailand, Kamboja, dan
Vietnam), kasus ini dianggap unik karena
korban tidak banyak berhubungan dengan
unggas.
Hingga
6 Juni 2007,
WHO telah
mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189
kematian pada manusia yang disebabkan
virus ini
dengan rincian sebagai berikut (lihat
sumber)
Keterangan:
jumlah kasus yang dilaporkan
WHO adalah
jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan
hasil laboratorium.
Awal Wabah
Penyakit Flu Burung
Awal
wabah pada
peternakan di dunia yang telah dikonfirmasi
sejak Desember 2003. Wabah flu burung juga
melanda benua Afrika.
Pada 8 Februari 2006,
OIE mengumumkan
Nigeria sebagai
negara pertama yang memiliki kasus positif
flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian,
virus H5N1
ditemukan di sebuah desa kecil di
Niger, sekitar
72 km dari perbatasannya dengan Nigeria.
Virus ini juga menyebar ke
Mesir dan
Kamerun.
Flu burung patogenik tinggi
(Highly Pathogenic Avian Influenza)
(HPAI)
(Sumber: id.wikipedia.org)
|
Rabu, 27 Februari 2013
VIRUS FLU BURUNG
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar